Back

BULLYING DALAM AL-QURAN

Oleh : Ade Naelul Huda, MA, Ph.D
@adenaelulhuda.iiq.ac.id
(Guru Bidang Ilmu Al-Quran dan Tafsir di Pondok Pesantren Attaqwa Putri)

Kata bullying berasal dari bahasa Inggris, yaitu bull yang berarti banteng yang senang merunduk kesana kemari. Dalam Kamus Bahasa Indonesia, secara etimologi kata bully berarti penggertak, atau pengganggu orang yang lemah. Sedangkan secara terminology bullying dimaknai sebagai “sebuah hasrat untuk menyakiti. Hasrat ini diperlihatkan ke dalam aksi, menyebabkan seseorang menderita. Aksi ini dilakukan secara langsung oleh seseorang atau sekelompok yang lebih kuat, tidak bertanggung jawab, biasanya berulang, dan dilakukan dengan perasaan senang”.1 Kata bully dalam bahasa Indonesia dimaknai juga sebagai rundung sehingga makna bullying juga berarti perundungan yang mengganggu, mengusik terus menerus dan menyusahkan.2 Sedangkan perundungan adalah proses, cara, perbuatan merundung yang dapat diartikan sebagai seseorang yang menggunakan kekuatan untuk menyakiti atau mengintimidasi orang-orang yang lebih lemah darinya. Biasanya dengan memaksanya untuk melakukan apa yang diinginkan oleh pelaku.3 Perilaku bullying juga dapat berupa gabungan tingkah laku yang lebih luas, misalnya panggilan nama yang bersifat menghina, memeras, perlakuan ganas, fitnah, penyisihan dari kelompok, merusakkan barang kepunyaan orang lain, dan ancaman verbal.4 Biasanya perilaku bullying dilakukan oleh orang yang memiliki kekuasaan atau memiliki kelebihan dari orang yang dirundung.
Dalam Al-Quran isyarat pada bullying muncul dalam berbagai macam istilah, yaitu:

  1. Sakhara
    Kata sakhara telah disebutkan dalam Al-Qur’an sebanyak 42 kali dengan berbagai derivasi makna, seperti mengejek, mengolok-olok, mentertawakan, mencibir, menghina, menundukkan, mencomooh, dan memanfaatkan .5 Dalam QS. Al-Mu’minūn [23]: 110 disebutkan :

فَاتَّخَذْتُمُوْهُمْ سِخْرِيًّا حَتّٰىٓ اَنْسَوْكُمْ ذِكْرِيْ وَكُنْتُمْ مِّنْهُمْ تَضْحَكُوْنَ

Artinya: “Lalu, kamu jadikan mereka bahan ejekan sehingga itu membuatmu lupa mengingat-Ku dan kamu (selalu) menertawakan mereka.” (QS. Al-Mu’minūn [23]: 110)

  1. Istahza’a atau Haza’a
    Kata اِسْتَهْزَأَ berasal dari kata اِسْتَهْزَأَ – يَسْتَهْزِأُ, Kata istahza’a atau haza’a telah disebutkan dalam Al-Qur’an sebanyak 23 kali dengan berbagai derivasi makna seperti ejekan berupa senda gurau atau mencemooh seseorang secara diam-diam maupun terang-terangan. Contoh bentuk ini misalnya:


يَحْذَرُ الْمُنٰفِقُوْنَ اَنْ تُنَزَّلَ عَلَيْهِمْ سُوْرَةٌ تُنَبِّئُهُمْ بِمَا فِيْ قُلُوْبِهِمْۗ قُلِ اسْتَهْزِءُوْاۚ اِنَّ اللّٰهَ مُخْرِجٌ مَّا تَحْذَرُوْنَ



Artinya : Orang-orang munafik khawatir jika diturunkan suatu surah yang mengungkapkan apa yang ada dalam hati mereka. Katakanlah (kepada mereka), “Olok-oloklah (Allah, Rasul-Nya, dan orang beriman sesukamu). Sesungguhnya Allah pasti akan menampakkan apa yang kamu khawatirkan itu.” (QS. At-Taubah [9]:64)


Perbuatan olok-olok tersebut dijanjikan balasan oleh Allah dengan hal yang lebih menyakitkan yaitu kerasnya hati mereka dan tetapnya dalam kesesatan


اَللّٰهُ يَسْتَهْزِئُ بِهِمْ وَيَمُدُّهُمْ فِيْ طُغْيَانِهِمْ يَعْمَهُوْنَ


Artinya : “Allah akan memperolok-olokkan dan membiarkan mereka terombang-ambing dalam kesesatan.” (QS. Al-Baqarah [2]: 15)

  1. AlLamz
    Kata lamz terdiri dari kata lam, mim, dan zai kata ini mempunyai makna mencela atau membicarakan keburukan orang lain. Lamz telah disebutkan dalam Al-Qur’an sebanyak 4 kali dengan berbagai derivasi makna.6

اَلَّذِيْنَ يَلْمِزُوْنَ الْمُطَّوِّعِيْنَ مِنَ الْمُؤْمِنِيْنَ فِى الصَّدَقٰتِ وَالَّذِيْنَ لَا يَجِدُوْنَ اِلَّا جُهْدَهُمْ فَيَسْخَرُوْنَ مِنْهُمْ ۗسَخِرَ اللّٰهُ مِنْهُمْ ۖ وَلَهُمْ عَذَابٌ اَلِيْمٌ ٧٩


Artinya : “Orang-orang (munafik) yang mencela orang-orang beriman yang memberikan sedekah dengan sukarela, (mencela) orang-orang yang tidak mendapatkan (untuk disedekahkan) selain kesanggupannya, lalu mereka mengejeknya. Maka, Allah mengejek mereka dan bagi mereka azab yang sangat pedih.” (QS. At-Taubah [9]: 79)

4. Al-Hamz
Kata al-hamz terdiri dari kata ha’, mim, dan zai kata ini mempunyai makna menggunjing dan mencela kehormatan dan kemuliaan manusia. al-hamz disebutkan dalam Al-Qur’an hanya 1 kali yang terdapat pada QS. Al-Humazah [104]: 17

    وَيْلٌ لِّكُلِّ هُمَزَةٍ لُّمَزَةٍۙ ١


    “Celakalah setiap pengumpat lagi pencela” (QS. Al-Humazah [104]: 1)

    1. At-Tanābuz
      at-Tanābuz berasal dari kata an-nabz yang artinya memanggil dengan julukan (laqab) yang tidak baik dan tidak disukai orang yang diberi julukan. Kata at-tanābuz hanya terdapat pada 1 surat di Al-Qur’an yaitu surat QS. Al- Ḥujurāt [49]: 11 berikut ini8

    يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لَا يَسْخَرْ قَوْمٌ مِّنْ قَوْمٍ عَسٰٓى اَنْ يَّكُوْنُوْا خَيْرًا مِّنْهُمْ وَلَا نِسَاۤءٌ مِّنْ نِّسَاۤءٍ عَسٰٓى اَنْ يَّكُنَّ خَيْرًا مِّنْهُنَّۚ وَلَا تَلْمِزُوْٓا اَنْفُسَكُمْ وَلَا تَنَابَزُوْا بِالْاَلْقَابِۗ بِئْسَ الِاسْمُ الْفُسُوْقُ بَعْدَ الْاِيْمَانِۚ وَمَنْ لَّمْ يَتُبْ فَاُولٰۤىِٕكَ هُمُ الظّٰلِمُوْنَ ١١

    Artinya : “Wahai orang-orang yang beriman, janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain (karena) boleh jadi mereka (yang diolok-olokkan itu) lebih baik daripada mereka (yang mengolok-olok) dan jangan pula perempuan-perempuan (mengolok-olok) perempuan lain (karena) boleh jadi perempuan (yang diolok-olok itu) lebih baik daripada perempuan (yang mengolok-olok). Janganlah kamu saling mencela dan saling memanggil dengan julukan yang buruk. Seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) fasik setelah beriman. Siapa yang tidak bertobat, mereka itulah orang-orang zalim.” (QS. Al- Ḥujurāt [49]: 11)

    1. Zalim
      Zalim berasal dari kata ẓa, lam, mim yang memiliki dua arti; pertama, lawan kata dari pelita atau cahaya yang berarti gelap; kedua, menempatkan sesuatu pada posisi yang salah. Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kata zalim berarti bengis, tidak menaruh belas kasihan, tidak adil, dan kejam.9 Selain itu, kata zalim sering juga di artikan dengan penganiayaan. Penganiayaan tersebut merupakan suatu perbuatan yang tercela, di mana perbuatan tersebut dapat merugikan orang lain juga dirinya sendiri. 10 Kata zalim disebutkan 315 kali dalam Al-Qur’an dengan berbagai derivasi makna yang beragam. 11, seperti :


    وَالَّذِيْنَ اِذَآ اَصَابَهُمُ الْبَغْيُ هُمْ يَنْتَصِرُوْنَ . وَجَزٰۤؤُا سَيِّئَةٍ سَيِّئَةٌ مِّثْلُهَا ۚفَمَنْ عَفَا وَاَصْلَحَ فَاَجْرُهٗ عَلَى اللّٰهِ ۗاِنَّهٗ لَا يُحِبُّ الظّٰلِمِيْنَ


    Artinya : “(juga lebih baik dan lebih kekal bagi) orang-orang yang apabila mereka diperlakukan dengan zalim, mereka membela diri. Balasan suatu keburukan adalah keburukan yang setimpal. Akan tetapi, siapa yang memaafkan dan berbuat baik (kepada orang yang berbuat jahat), maka pahalanya dari Allah. Sesungguhnya Dia tidak menyukai orang-orang zalim. (QS. Asy-Syūrā [42]: 39-41)

    Semua term-term yang mengisyaratkan makna bullying di dalam Al-Quran merupakan tindakan buruk dan pelakunya dicela bahkan diancam oleh Al-Quran akan mendapatkan ganjaran yang pedih.


    وَلَا تَحْسَبَنَّ اللّٰهَ غَافِلًا عَمَّا يَعْمَلُ الظّٰلِمُوْنَ ەۗ اِنَّمَا يُؤَخِّرُهُمْ لِيَوْمٍ تَشْخَصُ فِيْهِ الْاَبْصَارُۙ


    Artinya : Janganlah sekali-kali engkau mengira bahwa Allah lengah terhadap apa yang orang-orang zalim perbuat. Sesungguhnya Dia menangguhkan mereka sampai hari ketika mata (mereka) terbelalak. (QS. Ibrahim [14]:42)



    وَسَيَعْلَمُ الَّذِيْنَ ظَلَمُوْٓا اَيَّ مُنْقَلَبٍ يَّنْقَلِبُوْنَ ࣖ


    Artinya : Orang-orang yang zalim kelak akan mengetahui ke mana mereka akan kembali. (QS. Asy-Syuara [26]:227)

    Dalam Hadis Nabi saw juga bersabda: “Kezaliman akan berubah menjadi kegelapan pada hari kiamat nanti (HR. Bukhari-Muslim. Tirmidzi dan Ahmad).

    1. Ela Zain Zakiyah, Sahadi Humaedi, dan Meilanny Budiarti Santoso, “Faktor yang Mempengaruhi Remaja dalam Melakukan Bullying,” Jurnal Penelitian & PPM 4, no. 2, (Juli, 2017): h. 325. ↩︎
    2. “Rundung,” Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Versi Online. https://kbbi.web.id/rundung (23 Maret 2022). ↩︎
    3. “Rundung,” Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Versi Online. https://kbbi.lektur.id/perundungan (23 Maret 2022). ↩︎
    4. Bagas Asmoro, “Fenomena Perilaku Bullying dalam Pembelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan di SMP N 2 Selomerto”, Skripsi, Universitas Negeri Yogyakarta, 2019, h. 18. ↩︎
    5. Bagas Asmoro, “Fenomena Perilaku Bullying dalam Pembelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan di SMP N 2 Selomerto”, Skripsi, Muhammad Fud ‘Abdul Bqī, Al-Mu’jam al-Mufahras li Alfẓ Al-Qur’an al-Karīm, h. Negeri Yogyakarta, 2019, h. 18. ↩︎
    6. Muhammad Fud ‘Abdul Bqī, Al-Mu’jam al-Mufahras li Alfẓ Al-Qur’an al-Karīm, h. ↩︎
    7. Muhammad Fud ‘Abdul Bqī, Al-Mu’jam al-Mufahras li Alfẓ Al-Qur’an al-Karīm, h. 738. ↩︎
    8. Muhammad Fud ‘Abdul Bqī, Al-Mu’jam al-Mufahras li Alfẓ Al-Qur’an al-Karīm, h. 688. ↩︎
    9. “Zalim,” Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Versi Online. https://kbbi.web.id/zalim (30 Juni 2022) ↩︎
    10. Irfan, “Konsep al-Zulm dalam Al-Qur’ân (Sebuah Kajian Tafsir Tematik)”, (Skripsi Sarjana, Fakultas Ushuluddin dan Filsafat UIN Alauddin, Makassar, 2011), h. 16. ↩︎
    11. Muhammad Fud ‘Abdul Bqī, Al-Mu’jam al-Mufahras li Alfẓ Al-Qur’an al-Karīm, h. 435-439. ↩︎

    Leave A Reply

    Your email address will not be published. Required fields are marked *