Back

LAUNCHING DAN DISKUSI FILM DOKUMENTER PESANTREN 2023

Kegiatan ini dihadiri untuk memenuhi undangan dari Bioskop Online yang merupakan sebuah layanan TVOD (Transcation Video on Demaind) yang akan merilis film documenter berjudul “Pesantren” karya sutradara Shalahuddin Siregar, yang akan tayang mulai 24 Mei 2023 di Bioskop Online. Kegiatan berdurasi selama 6 jam ini bertujuan untuk promosi film dan diskusi bersama dengan para sutradara dan pemain tentang latar belakang dan proses pembuatan film pesantren.

Launching dan diskusi film documenter pesantren ini diadakan di Masjid Agung Sunda Kelapa, Menteng, Jakpus. Acara dibuka oleh Master of ceremony Muhammad Abror dan dilanjutkan oleh pembukaan launching film dan diskusi oleh ketua Masjid Agung Sunda Kelapa. Dalam sambutannya, beliau menyampaikan bahwa Dewan Masjid Agung Sunda Kelapa selaku tuan rumah berharap kegiatan ini menjadi berkah dan menjadi ujung tombak untuk menyiarkan agama islam kepada seluruh masyarakat.
Acara inti dibuka oleh pembicara pertama yaitu Muhammad Ivan Pratama selaku Head of Content Bioskop Online. Mas Ivan mengungkapkan bahwa film documenter Pesantren ini bukan hanya sebagai intertaiment/hiburan namun juga kelak mengajak penonton berpikir kritis, mendukung kesetaraan gender, dan menghargai keberagamaan. Banyak nilai-nilai baik yang diajarkan bahwa Islam itu baik, damai, sejuk, modern, toleran, dan merangkul.

Pada film Pesantren ini, penonton disajikan cerita yang sangat menghibur karena menceritakan tentang ‘kehidupan pesantren yang sesungguhnya’. Penyajian cerita sangat nyata dan tanpa rekayasa. Saat menonton film yang berdurasi 120 menit ini, kami seolah-olah diajak kembali merasakan kehidupan dan rutinitas pesantren: terkantuk-kantuk saat bangun dan murojaah subuh, halaqoh kitab, sulitnya perizinan, dan berbagai hal yang menarik seperti serunya persiapan pentas seni bahkan rutinitas di asrama.

Pada kegiatan ini, kami juga berkesempatan berdiskusi dengan para pemeran utama film documenter “Pesantren” yaitu ‘Bu Nyai’ Hj. Masriyah Amva (Kepala Pendidikan Ponpes Kebon Jambu Al Islamy Cirebon) dan ‘Abuya’ KH. Husein Muhammad (Profesor Ponpes Kebon Jambu Al Islamy Cirebon). Dalam kesempatan ini, beliau menyampaikan latar belakang pembuatan film documenter ini. Hj. Masriyah Amva menjadi perempuan yang menjabat sebagai kepala pendidikan dan menaungi hampir 1500 santri putra/i, gender perempuan tidak menghalangi nya untuk terus berkembang dan berkarya dalam memimpin pesantren. Melalui perannya, ia ingin membuktikan bahwa kesetaraan gender dapat diterapkan dalam ruang lingkup pesantren yang ‘biasanya’ menganut budaya patriarki.

Mendukung kesetaraan gender, KH. Husein Muhammad selaku professor Kebon Jambu Al Islamy Cirebon mengungkapkan alasannya mendokumenterkan pesantrennya dan mengangkatnya di layar lebar. Dalam kesempatan ini, Abuya (sapaannya KH. Husein Muhammad) ingin mensyiarkan kepada seluruh dunia bahwa di dalam pesantren banyak nilai-nilai yang diajarkan dan agama Islam merupakan agama yang damai, sejuk, moderat, toleran, dan merangkul. Hal ini terbukti dengan diadakannya Kongres Ulama Perempuan Pertama di Indonesia yang diselenggarakan di Pondok Pesantren Kebon Jambu Al Islamy Cirebon. Menurut pengakuan Abuya, saat kongres tersebut dilaksanakan Ponpes Kebon Jambu menjadi pusat perhatian. Akan tetapi, hal tersebut sebagai bantahan tentang tudingan bahwa pesantren sumber teroris, namun melalui kongres ini membuktikan bahwa toleransi dan gotong royong beragama dapat dilakukan di lingkungan pesantren.

Kegiatan launching dan diskusi film ini pun berakhir pada pukul 17.30 dan ditutup dengan foto bersama para pengisi acara. Setelah acara berakhir, kami juga berkesempatan berbincang dengan Hj. Masriyah Amva dan produser film documenter Pesantren. Kegiatan ini memberikan banyak pengetahuan baru dan informasi yang kelak akan berguna bagi Lembaga Pers Attaqwa Putri, Tim Media, dan Humas Pondok Pesantren Attaqwa Putri.

Leave A Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *